Kamis, 30 November 2017

Laporan praktikum pengelolaan  gulma


IDENTIFIKASI GULMA

Oleh :

M Haris Kharisma
(1505101050044)







LABORATORIUM ILMU GULMA
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2017




I.                  PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang

Gulma adalah suatu tumbuhan yang peranan, potensi dan hak kehadirannya belum diketahui oleh manusia, tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman pokok (tanaman yang sengaja ditanam) atau semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat (area) yang tidak diinginkan oleh sipenanam sehingga kehadirannya dapat merugikan tanaman lain yang ada di dekat  atau disekitar tanaman pokok tersebut.  Pendapat para ahli gulma yang lain  ada yang mengatakan  bahwa gulma disebut juga sebagai tumbuhan pengganggu  atau tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya, tidak diinginkan dan menimbulkan kerugian.

Kehadiran gulma pada lahan pertanian  atau pada lahan perkebunan dapat menimbulkan berbagai masalah. Secara umum masalah-masalah yang ditimbulkan  gulma pada lahan tanaman budidaya ataupun tanaman pokok adalah sebagai berikut. Terjadinya kompetisi atau persaingan dengan tanaman pokok (tanaman budidaya)   dalam hal:-penyerapan zat makanan atau unsur-unsur hara di dalam tanah,  penangkapan cahaya, penyerapan air dan ruang tempat tumbuh.-Sebagian besar tumbuhan gulma  dapat mengeluarkan zat atau cairan yang bersifat  toksin (racun), berupa senyawa kimia yang dapat mengganggu dan menghambat pertumbuhan tanaman lain disekitarnya.

            Berdasarkan karaktristik yang dimiliki, gulma dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu teki, rumput, dan gulma daun lebar.
1. Teki- tekian (sedges)
Kelompok teki – tekian memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanis, karena memiliki umbu batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan – bulan. Contohnya adalah teki ladang (Cyperus rotundus).
2.Rumput-rumputan(Grasses)
 Gulma dalam kelompok ini berdaun sempit seperti teki tetapi menghasilkan stolon. Stolon ini di dalam tanah berbentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanik. Contohnya adalah alang – alang (Imperata cylindrica).
3. Gulma daun lebar (broad leaf)
Berbagai macam gulma dari ordo Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budi daya. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Contoh dari gulma berdaun lebar ini adalah daun sendok.

1.2 Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui jenis gulma serta pertumbuhan gulma tersebut.




II.               TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Bioekologi Gulma (Cyperus Copresuss L)\

2.1.1 Klasifikasi               

Kingdom          : Plantae
Subkingdom    : Tracheobionta
Super Divisi     : Spermathophyta
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas                : Liliopsida
Sub Kelas         : Commelinidae
Ordo                 : Cyperales
Family              : Cyperaceae
Genus               : Cyperus
Spesies              : Cyperus compressus L.
Nama Umum    : Rumput teki, Rumput tiga sagi (Malaysia), Mothi (India), Kuguggayatsuri (Jepang).
( Pristiarini, 2012)

2.1.2 Morfologi

Batang :  Batang terdiri atas beberapa rumpun dan menempel pada pangkal batang dan satu focus sehingga menyerupai kipas dengan pola batang yang menyebar. Batang tegak 5-75 cm, gepeng/ tipis. Akar berumbai, halus dan banyak. Daun biasanya  sepanjang atau sependek ukuran batangnya, lebar dan agak kasar, berujung runcing.
Daun     : Daun bewarna hijau muda , pertulangan daun sejajar, lebar daun 0.5-1.5 cm, pelepah daun menempel pada batang  sehingga membentuk rumpun.
Biji        : Bulat
Bunga    : Muncul dalam malai dan berbentuk bulir dan bercabang dua atau lebih.
Akar      : Memiliki akar serabut
Buah      : buah majemuk dan jumlah relative banyak


2.1.3 Habitat
            Tumbuh baik di tempat terbuka dan dapat tumbuh di ketinggian 1400 m dpl
(Go Green souvenir, 2014)

2.2 Bioekologi Gulma (Echinochloa crus-galli)

2.2.1 Klasifikasi              

Kingdom           : Plantae
Subkingdom      : Tracheobionta
Divisi                 : Spermatophyta
Kelas                  : Monocotyledoneae
Subkelas            : Commelinidae
Ordo                  : Cyperales
Famili                 : Poaceae
Genus                : Echinochloa Beauv.
Spesies               : Echinochloa crus-galli (L.) Beauv
Nama Umum     : Padi burung

2.2.2 Morfologi

Rumput E. crus-galli sangat mirip dengan padi bila masih muda. E. crus-galli termasuk tumbuhan tahunan yang memiliki perawakan tegak, berberías. Jenis rumput ini memiliki tinggi sekitar 20-150 cm. menambahkan bahwa tinggi E. crus-galli bisa mencapai 200 cm.

Daun

Daun E. crus-galli pada saat masih muda sangat mirip dengan daun padi. Daerah pangkal daun dapat digunakan untuk membedakan daun E. crus-galli dan daun padi. Pangkal daun E. crus-galli tidak memiliki ligula dan aurikel, sedangkan pangkal daun padi memiliki ligula yang bermembran dan aurikel yang berbulu.

E. crus-galli memiliki daun yang tegak atau rebah pada dasarnya. Daunnya memiliki ukuran panjang sampai 35 cm dan lebar 0.5-1.5 cm. Warna daun rumput ini hijau sampai hijau keabuan. Setiap daun memiliki pelepah yang tidak berambut dan memiliki panjang 9-13 cm. Pelepah daun umumnya berwarna kemerahan di bagian bawahnya. Helaian daun berukuran 5- 65 cm x 6-22 mm, bersatu dengan pelepah, berbentuk linear dengan bagian dasar yang lebar dan melingkar dan bagian ujung yang meruncing. Permukaan daun rata, agak kasar dan menebal di bagian tepi. Helaian daun memiliki beberapa rambut halus pada bagian dasarnya dan agak lebat pada permukaan daun.

Batang

Batang E. crus-galli kuat, tidak berambut dan berbentuk silindris dengan intisari yang menyerupai spons putih di bagian dalamnya. Batang E. crus-galli umumnya bercabang di dekat pangkal batang. Di lahan sawah, anakan pertama dari E. crus-galli muncul 10 hari setelah perkecambahan, dan biasanya sekitar 15 anakan yang terbentuk.

Akar

E. crus-galli memiliki jenis akar yang berserat dan tebal. Akar E. crusgalli dihasilkan pada setiap ruasnya

Bunga

Pembungaan berupa panikel apikal atau malai yang berada di ujung dengan 5-40 bunga majemuk bulir yang mempunyai tipe raceme, dengan cabang-cabang pendek yang menaik. Bunga majemuknya terdiri dari banyak spikelet yang berbelok pada satu sisi, berbentuk tegak pada awalnya tetapi selanjutnya sering membengkok ke bawah panjang malai bisa mencapai 5-21 cm. Malai kaku dengan permukaan yang agak kasar. Bulir terbawah merupakan bulir yang paling panjang, sekitar 1.75-8 cm, sedangkan bulir yang paling atas sangat pendek. Setiap bulir terdapat susunan spikelet yang berselang-seling di setiap sisinya.

Spikelet tersusun soliter pada bulir paling atas. Susunan spikelet bisa mencapai 2-4 spikelet pada bulir di bawahnya dan pada bulir bagian bawah susunan spikelet bisa mencapai 4-10 spikelet. Spikelet tebal dan padat, sedikit berbentuk elips dengan panjang 3.2-3.5 mm. Spikelet biasanya sedikit berambut dan terkadang terdapat rambut yang tebal dan kaku yang panjangnya dapat mencapai 13 mm. Spikelet berwarna kehijauan dan sedikit berwarna ungu. Stamen yang ada pada E. Crus-galli berjumlah 3 dengan anther yang berwarna kuning. Jumlah putik ada 2 dengan stigma yang berbulu, berwarna ungu, menonjol keluar di bawah ujung spikelet. Caryopsis memiliki panjang 1.5-2 mm, berbentuk ovoid sampai obovoid.

Biji

           Lemma dari floret yang pertama memiliki permukaan yang datar atau sedikit cembung atau tumpul. Glume bagian bawah memiliki panjang sekitar 1.5- 2.5 mm, berbentuk ovate, memendek dan memiliki ujung yang memendek secara bertahap. Glume bagian atas memiliki panjang yang sama dengan spikelet, berbentuk ovate-oblong, runcing, memiliki rambut yang tebal dan kaku sepanjang 0.5-3 mm serta berambut pendek. Produksi benih bervariasi dari 2 000 – 40 000 benih per tanaman pada daerah bergulma. Hal tersebut menunjukkan bahwa E. Crus-galli mampu menghasilkan lebih dari 1 000 kg benih/ha.

Perbanyakan dan penyebaran

            E. crus-galli memperbanyak diri secara generatif melalui biji. Jenis gulma ini bereproduksi dengan cara penyerbukan sendiri atau penyerbukan silang. E. Crus-galli melakukan penyerbukan silang dengan menggunakan bantuan angin
(suud. 2008)

2.2.3 Habitat

E. crus-galli merupakan gulma tahunan yang beradaptasi pada daerah berair dan tumbuh baik pada tingkat kelembaban tanah 80% dari kapsitas menahan air (Ampong-Nyarko dan De Datta, 1991). Pertumbuhan E. crus-galli sangat baik pada tanah berpasir dan berlempung, terutama tanah memiliki kandungan nitrogen yang tinggi. Pertumbuhannya tidak dibatasi oleh pH tanah. Suhu optimum untuk perkecambahan gulma ini dari 32° C hingga 37°C dan akan terhambat bila dibawah 10° C dan diatas 40° C. 

            E. crus-galli membutuhkan waktu 42-64 hari untuk melengkapi siklus hidupnya. Benih akan langsung tumbuh setelah ditanam, tetapi sebagian benih akan mengalami dormansi selama 4-48 bulan. Fotoperiodisme mempengaruhi jumlah benih yang dorman dan intensitas dormansi benih tersebut. Fotoperiodisme juga mengontrol pembungaan. Pembungaan yang lebih cepat terjadi pada hari pendek dengan jumlah malai dan anakan yang juga lebih besar.
(kalang kabut, 2013)

2.3 Bioekologi Gulma (Vernonia Cenerea L)

2.3.1 Klasifikasi

Kingdom     : Plantae (Tumbuhan)
Super divisi : Spermatophyta
Divisi           : Magnoliophyta
Kelas            : Magnoliopsida
Sub kelas      : Asteridae
Ordo             : Asterales
Family          : Asteraceae
Genus           : Vernonia
Spesies         : Vernonia cinerea Less
Nama umum:   Salentrong, sawi langit

2.3.2 Morfologi

Tumbuhan tahunan tegak, 8-1,60 cm. Stem berusuk, hemat bercabang, halus puber, kelenjar. Daun alternatif, daun menyempit ke bawah tangkai daun, sangat variabel sebagai untuk membentuk, obovate, oval, bundar-telur/bentuk, rhomboid-oval, sempit persegi panjang, lanset atau linear, semua subentire daun atau repandate-gyrus, herba, kelenjar-titik-titik di bawah, di kedua permukaan halus puber, 1-8 ½ cm (1/2-3 cm panjang tangkai diabaikan) oleh ½ -3 ½ cm; yang menonjol menit . perbungaan terminal, ungu atau violet kadang-kadang merah muda, kepala 20-25-bunga, panjang 6-7 mm, agak banyak, di corymbs, pada filiform, 2-14 mm peduncles panjang; bracts involucral sangat akut acuminate; penutup 4-bersambung , mm 4-5 panjang, bracts puber, sering diwarnai dengan ungu, Achenes sempit terang-margined, lanset, 1-nerved, kelenjar dengan rusuk 4-5, agak padat putih-apressed-berbulu, 1 ½ -2 mm.; batin-pappus rambut 4-5 mm; yang luar sangat singkat.

2.3.3 Habitat

              Cerah atau berbayang ringan, seperti semak, tidak basah, tanah asam sulfat, daerah pasang surut, situs sering berumput (alang-alang dan rumput lainnya), di sepanjang pinggir jalan, di kapas, karet dan teh perkebunan, dan bukit.
( Pristiarini, 2012)


III.           METODOLOGI PRAKTIKUM



3.1 Tempat dan waktu
            Praktikum dilaksanakan di laboratorium ilmu gulma, pada hari jumat tanggal 6 oktober 2017, jam 14:00 WIB.


3.2 Bahan dan Alat
Bahan
-          3 jenis golongan gulma (rumputan, teki, dan berdaun lebar)

Alat
-          Kertas A4/ kertas lainnya
-          Pensil


3.3 Cara Kerja
   - Dicari tiga jenis golongan gulma (grasses, broad leaf dan sedges) di kebun
   - Kemudian di bawa ke laboratorium untuk di identifikasi  
   - Digambarkan ketiga golongan gulma pada kertas A4

 






IV.           SIMPULAN DAN SARAN

    4.1 Simpulan

  1. Gulma adalah tanaman yang tidak dikehendaki oleh para penanam, karena tanaman ini tumbuhnya salah tempat, tidak dikehendaki dan merugikan.

  2. Gulma dengan tanaman budidaya yang tumbuh berdekatan dan bersamaan akan saling mengadakan persaingan. Dalam seluruh siklus hidup tanaman, persaingan gulma tidak memberikan akibat negatif yang parah.

  3. Cara-cara identifikasi gulma :Membandingkan gulma tersebut dengan material yang telah diidentifikasi di herbarium,Konsultasi langsung dengan para ahli di bidang yang bersangkutan, Mencari sendiri melalui kunci identifikasi, Membandingkan dengan determinasi yang ada,Membandingkan dengan ilustrasi yang tersedia

 4. Gulma dapat dibedakan menjadi beberapa golongan: sesuai dengan bentuk daun, lama  hidupnya, habitat hidupnya ,serta dari sudut pentingnya.

4.2 Saran
            Kalau bisa sekiranya ada mikroskop guna lebih dapat di amati bagian bentuk yang tiap gulma hampir sama agar dapat dengan mudah di identifikasi perbedaan bagian yang memiliki persamaan bentuk.










V.               DAFTAR PUSTAKA


               Go Green of souvenir. 2014. klasifikasi cyperuscompressus. http://www.gogreensouvenir
                              .com/2014/09/klasifikasi-cyperus-compressus.html. (10 oktober 2017).

               Kalang kabut, 2013. Echinochola cruss-galli. http://indo-pos.blogspot.co.id/2013
     /04/echinochola-cruss-galli.html (10 oktober 2017).

               Pristiarini, Wanty. 2012. Laporan Gulma 2. Program Studi Agroteknologi. Lampung.

               Pristiarini, Wanty. 2012. Laporan Gulma 4. Program Studi Agroteknologi. Lampung.

               Suud, Mochamad Ichsan. 2008. Studi karakteristik morfologi gulma echinochloa crus-galli dari beberapa tipe ekologi. Skripsi. Fp, agronomi, ipb.

Kamis, 23 Februari 2017

PUISI TENTANG DIA (RA)


       Puisi merupakan untaian kata kata yang selalu mengukir bait-bait yang mesra bagi yang dituju sang penulis, begitupun puisi cinta yang selalu terdapat kata-kata cinta yang mendalam. Kini sebuah puisi kutulis untuk dia.


PUISI TENTANG DIA (RA)

       Nama yang kurindu
          Tawa dan canda yang kutunggu
          Kebaikan yang selalu tampak darimu
          Dan senyum yang selalu terhias di bibirmu

 Bagai bunga yang mekar
 Berwarna pelangi dan mengeluarkan cahaya
 Bunga yang membawa harum ke bahagiaan
 Terkadang layu sementara tanpa sebab hati
 Tapi selalu berusaha mekar kembali... dan lagi
 Keharuman yang menjadikan ketenangan jiwa 
 dan batinku

                  Seperti gadis yang kucinta
                  Gadis yang membawa cahaya
                  Menerangi hati gelapku
                  Karena sesuatu masa lalu

 Dia merupakan pemimpin dibarisannya
 Selalu ceria dan semangat diantara mereka
 Menunjukan senyum di balik kesedihannya
 Membangun kebersamaan diantara hal berbeda

                  Dialah bidadari...
                  Nama yang mengingatkan pada ilahi
                  Tingkah yang unih dan menarik
                  Tawanya yang selalu terbayang
                  Mencoba segala hal yang sulit
                  Selalu bertingkah manis tapi aneh
                  Ialah bidadari yang ku ingini

tulisan
30-04-2014

Sabtu, 21 Mei 2016

LAPORAN BOTANI TENTANG MORFOLOGI BUNGA

Laporan praktikum botani umum



MORFOLOGI TUMBUHAN
STRUKTUR BUNGA (FLOS)

M HARIS KARISMA
1505101050044










LABORATORIUM HORTIKULTURA
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2016



ABSTRAK
Bunga atau kembang (bahasa Latin: flos) adalah alat reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup"). Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan putik). Bunga berfungsi utama menghasilkan biji.  Pada praktikum ini kita mengamati bunga pada tumbuhan menggunakan bunga kembang sepatu. Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki lima bagian yaitu tangkai, kelopak mahkota, benang sari dan putik. Akan tetapi tidak semua bunga memiliki putik atau benang sari yang disebut bunga tidak sempurna. Bunga terbagi menjadi tiga jenis, yaitu yaitu bunga banci atau berkelamin dua (Hermaphoraditus), bunga berkelamin tunggal (Unisexualis), dan bunga mandu atau tidak berkelamin.

Kata kunci : alat reproduksi, organ reproduksi, penyerbukan, pembuahan, bunga sempurna, 
                    bunga tidak sempurna, bunga banci, bunga berkelamin tunggal, bunga mandul.





1.      PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Bunga atau kembang (bahasa Latin: flos) adalah alat reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup"). Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan putik). Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Buah adalah struktur yang membawa biji. Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji.

Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu. Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air. bunga sempurna adalah bunga yang memiliki lima bagian yaitu tangkai, kelopak mahkota, benang sari dan putik . Bagian di atas tangkai bunga agak membesar, disebut dasar bunga. Saat bunga masih kecil, dasar bunga ini dibungkus oleh kelopak bunga. Mahkota merupakan tampilan paling indah pada bunga. Benang sari berada di antara mahkota bunga dan mempercantik tampilan bunga. Benang sari ini berbentuk seperti benang, biasanya dengan warna yang berbeda dengan mahkota bunga. Benang sari merupakan alat kelamin jantang pada bunga. Dengan benang sari, bunga terlihat lebih indah dan mempesona. Di tengah-tengah benang sari tumbuh putik, biasanya dengan bentuk, warna, di ukuran yang berbeda. Putik merupakan alat kelamin betina pada bunga. Akan tetapi tidak semua bunga memiliki putik atau benang sari yang disebut bunga tidak sempurna.

Bunga biasanya mempunyai 2 macam alat kelamin yang sesungguhnya merupakan bagian bunga yang terpenting. Karena dengan adanya alat – alat tersebut dihasilkan alat – alat perkembangbiakan atau calon tumbuhan baru. Berdasarkan alat – alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga terbagi atas 3 jenis, yaitu bunga banci atau berkelamkin dua (Hermaphoraditus), bunga berkelamin tunggal (Unisexualis), dan bunga mandu atau tidak berkelamin.

1.2. Tujuan
Mengenal bagian – bagian bunga pada magnoliopsida dan liliopsida.



II. TINJAUAN PUSTAKA

Bunga (flos) atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, “tumbuhan berbiji tertutup”). Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan putik). Bunga secara sehari-hari juga dipakai untuk menyebut struktur yang secara botani disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence. Bunga majemuk adalah kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu karangan. Dalam konteks ini, satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret. Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Bunga merupakan alat reproduksi Angiospermae, dibentuk oleh meristem ujung khusus yang berkembang dari ujung pucuk vegetatif setelah dirangsang oleh faktor internal dan eksternal untuk keperluan itu. Bunga yang mempunyai kelopak, mahkota, stamen dan putik disebut bunga lengkap. Namun kebanyakan bunga mempunyai struktur yang tidak lengkap misalnya tidak mempunyai salah satu alat kelamin atau keduanya. Bila hanya mempunyai alat kelamin jantan saja disebut bunga jantan dan sebaliknya bila hanya mempunyai alat kelamin betina saja disebut bunga betina (Sudarnadi, 1996).

Bakal buah tersusun oleh satu sampai banyak karpela (daun buah) tergantung dari jenis tumbuhannya. Bila bakal buah berkembang menjadi buah, karpela akan berubah menjadi perikarp yang umumnya bersatu dengan bagian-bagian buah yang lain membentuk kulit buah. Perikarp dapat terbagi tiga lapis secara jelas yaitu eksokarp (kulit luar), mesokarp (kulit tengah) dan endokarp (kulit dalam), tetapi sering sulit untuk dipisahkan. Biji pada Angiospermae tersusun atas embrio, endosperm (kadang-kadang tidak ada) dan jaringan pelindung kulit biji atau testa yang berasal dari integumen (Woelaningsih, 1984).

Bunga sangat beragam bentuknya meskipun demikian, persamaan yang pokok di antara bunga bermacam tumbuhan itu lebih besar dibandingkan dengan kelainannya, karena semua bunga mempunyai kerangka struktur dasar yang sama. Menurut botaniawan, bunga adalah sepotong batang atau cabang dengan sekumpulan daun yang mengalami metamorfosis yang berhubungan dengan fungsinya untuk bereproduksi. Dikatakan mengalami perubahan bentuk karena di antara daun-daun ini ada yang mungkin menyerupai daun biasa, tetapi yang lain berbeda sekali dalam strukturnya sehingga sukar dinamakan daun (Tjitrasam, 1983).

Bunga adalah struktur pembiakan pada tumbuhan berbunga, yaitu tumbuhan-tumbuhan dalam divisi Magnoliophyta. Bunga mengandung organ-organ tumbuhan, dan fungsinya ialah untuk menghasilkan biji-biji melalui pembiakan. Untuk tumbuhan-tumbuhan yang bertaraf lebih tinggi, biji-biji merupakan generasi berikutnya, dan bertindak sebagai cara yang utama untuk penyebaran individu-individu spesies secara luas. Selepas persenyawaan, sebagian dari bunga itu akan berkembang menjadi buah yang mengandung biji-biji (Anonymous, 2009).


III. METODE PRAKTIKUM

 3.1. Tempat dan Waktu
     Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh. Pada hari kamis, tanggal 14 april 2016. Pukul 16:00 WIB


3.2. Alat dan Bahan
    3.2.1  Alat :
                       1.      Pensil
                       2.      Penghapus
                       3.      Penggaris
                       4.      Buku penuntun

    3.2.2.      Bahan : 1.      Bunga kembang sepatu (Hibicus rosasinesis L)

3.3. Cara kerja (Skema kerja)
     3.3.1. Bunga kembang sepatu (Hibicus rosasinesis L)
      Diambil batang bunga pukul empat, kemudian diamati seluruh bagian batang dan digambar yang telah 
      diamati tadi.







IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil pengamatan


Keterangan:
a.       Tangkai bunga (pedicellus)
b.      Epicalix
c.       Daun kelopak (sepal)
d.       Mahkota bunga
e.       Benang sari
f.       Kepala putik







Rumus bunga :
Bagian ginesium
a.       Dasar bunga (receptaculum)
b.      Bakal buah (ovarium)
c.       Tangkai putik (stilus)
d.      Kepala putik (stigma)



Potongan melintang dari ovarium :
a.       Dinding ovarium
b.      Rongga ovarium
c.       ovulum





4.2. Pembahasan
Pada praktikum ini kita membahas tentang bunga, dimana bunga merupakan alat perkembangbiakan generatif pada tumbuhan. Bunga terbagi menjadi tiga jenis, yaitu yaitu bunga banci atau berkelamkin dua (Hermaphoraditus), bunga berkelamin tunggal (Unisexualis), dan bunga mandu atau tidak berkelamin. Namun kali ini kita tentang bunga sempurna dengan menggunakan bunga kembang sepatu (Hibicus rosasinensi L).

      Pada pengamatan Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) ini merupakan bunga yang memiliki alat kelamin ganda disebut bunga sempurna atau bunga banci, dimana alat kelamin jantan yaitu benang sari (stamen) dan alat kelamin betina yaitu putik (pistillum) dalam satu bunga. Bunga tumbuh di bagian ujung cabang dan terkadang tumbuh di ketiak daun. Bunga yang sering dijumpai adalah yang berwarna merah.

Bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) yang berwarna hijau dan terletak dibagian bawah kelopak sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Tangkai bunganya (pedicellus) agak panjang, kelopak (calyx) berbentuk tabung dengan tepi bercangap. Mahkota (corolla) biasanya berwarna merah, kuning dan merah muda. Bunga berbentuk terompet, putik (pistillum) dan benang sari (stamen) menjulur ke luar dari dasar bunga. Pada bunga sepatu merupakkan tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari, terdapat 10 benang sari dan 5 putik. Biji terdapat di dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima. Benang sari dan putik pada bunga terletak dalam satu tabung yang disebut staminal colom. Dan rumus bunganya  * K(5) C 5, A~, G5. Dari rumus tersebut dapat diterangkan bahwa pada kembang sepatu terdapat kelopak bunga (K) yang berjumlah 5 kelopak tambahan yang berlekatan, mahkota bunganya (C) berjumlah 5 buah dan tidak berlekatan, jumlah benang sarinya (A) tak terhingga saling berlekatan dan jumlah putiknya (G) 5 buah yang terletak paling atas. Bakal buahnya tenggelam pada dasar bunga yang terjadi dari 5 daun buah yang berlekatan. Bagian bunganya khususnya pada mahkotanya asimetri karena pada tepi mahkotanya tidak beraturan bentuknya.








V. PENUTUP

            5.1. Kesimpulan
1. Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah.

2. Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki lima bagian yaitu tangkai, kelopak mahkota, benang sari dan putik. Akan tetapi tidak semua bunga memiliki putik atau benang sari yang disebut bunga tidak sempurna.

3. Bunga terbagi menjadi tiga jenis, yaitu bunga banci atau berkelamin dua (Hermaphoraditus), bunga berkelamin tunggal (Unisexualis), dan bunga mandul atau tidak berkelamin.

4. Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) ini merupakan bunga yang memiliki alat kelamin ganda disebut bunga sempurna atau bunga banci.

5. Bunga kembang sepatu berbentuk terompet, putik (pistillum) dan benang sari (stamen) menjulur ke luar dari dasar bunga.


5.2. Saran
  Peralatan yang dipakai harus memadai, fasilitas yang tersedia lebih dijaga dan sering dicek 
  agar proses praktikum berjalan optimal.








DAFTAR PUSTAKA


Anonymous. 2009. http//www. Morfologi Flos. Com.

Sudarnadi, H. 1996.Tumbuhan Monokotil. Jakarta: Penebar Swadaya.

Tjitrasam, 1983. Botani umum I. Bandung : Angkasa.

Woelaningsih, Sri. 1984.Anatomi Tumbuhan. Jakarta: UT.