Sabtu, 21 Mei 2016

LAPORAN BOTANI TENTANG MORFOLOGI BUNGA

Laporan praktikum botani umum



MORFOLOGI TUMBUHAN
STRUKTUR BUNGA (FLOS)

M HARIS KARISMA
1505101050044










LABORATORIUM HORTIKULTURA
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2016



ABSTRAK
Bunga atau kembang (bahasa Latin: flos) adalah alat reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup"). Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan putik). Bunga berfungsi utama menghasilkan biji.  Pada praktikum ini kita mengamati bunga pada tumbuhan menggunakan bunga kembang sepatu. Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki lima bagian yaitu tangkai, kelopak mahkota, benang sari dan putik. Akan tetapi tidak semua bunga memiliki putik atau benang sari yang disebut bunga tidak sempurna. Bunga terbagi menjadi tiga jenis, yaitu yaitu bunga banci atau berkelamin dua (Hermaphoraditus), bunga berkelamin tunggal (Unisexualis), dan bunga mandu atau tidak berkelamin.

Kata kunci : alat reproduksi, organ reproduksi, penyerbukan, pembuahan, bunga sempurna, 
                    bunga tidak sempurna, bunga banci, bunga berkelamin tunggal, bunga mandul.





1.      PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Bunga atau kembang (bahasa Latin: flos) adalah alat reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup"). Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan putik). Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Buah adalah struktur yang membawa biji. Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji.

Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu. Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air. bunga sempurna adalah bunga yang memiliki lima bagian yaitu tangkai, kelopak mahkota, benang sari dan putik . Bagian di atas tangkai bunga agak membesar, disebut dasar bunga. Saat bunga masih kecil, dasar bunga ini dibungkus oleh kelopak bunga. Mahkota merupakan tampilan paling indah pada bunga. Benang sari berada di antara mahkota bunga dan mempercantik tampilan bunga. Benang sari ini berbentuk seperti benang, biasanya dengan warna yang berbeda dengan mahkota bunga. Benang sari merupakan alat kelamin jantang pada bunga. Dengan benang sari, bunga terlihat lebih indah dan mempesona. Di tengah-tengah benang sari tumbuh putik, biasanya dengan bentuk, warna, di ukuran yang berbeda. Putik merupakan alat kelamin betina pada bunga. Akan tetapi tidak semua bunga memiliki putik atau benang sari yang disebut bunga tidak sempurna.

Bunga biasanya mempunyai 2 macam alat kelamin yang sesungguhnya merupakan bagian bunga yang terpenting. Karena dengan adanya alat – alat tersebut dihasilkan alat – alat perkembangbiakan atau calon tumbuhan baru. Berdasarkan alat – alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga terbagi atas 3 jenis, yaitu bunga banci atau berkelamkin dua (Hermaphoraditus), bunga berkelamin tunggal (Unisexualis), dan bunga mandu atau tidak berkelamin.

1.2. Tujuan
Mengenal bagian – bagian bunga pada magnoliopsida dan liliopsida.



II. TINJAUAN PUSTAKA

Bunga (flos) atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, “tumbuhan berbiji tertutup”). Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan putik). Bunga secara sehari-hari juga dipakai untuk menyebut struktur yang secara botani disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence. Bunga majemuk adalah kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu karangan. Dalam konteks ini, satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret. Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Bunga merupakan alat reproduksi Angiospermae, dibentuk oleh meristem ujung khusus yang berkembang dari ujung pucuk vegetatif setelah dirangsang oleh faktor internal dan eksternal untuk keperluan itu. Bunga yang mempunyai kelopak, mahkota, stamen dan putik disebut bunga lengkap. Namun kebanyakan bunga mempunyai struktur yang tidak lengkap misalnya tidak mempunyai salah satu alat kelamin atau keduanya. Bila hanya mempunyai alat kelamin jantan saja disebut bunga jantan dan sebaliknya bila hanya mempunyai alat kelamin betina saja disebut bunga betina (Sudarnadi, 1996).

Bakal buah tersusun oleh satu sampai banyak karpela (daun buah) tergantung dari jenis tumbuhannya. Bila bakal buah berkembang menjadi buah, karpela akan berubah menjadi perikarp yang umumnya bersatu dengan bagian-bagian buah yang lain membentuk kulit buah. Perikarp dapat terbagi tiga lapis secara jelas yaitu eksokarp (kulit luar), mesokarp (kulit tengah) dan endokarp (kulit dalam), tetapi sering sulit untuk dipisahkan. Biji pada Angiospermae tersusun atas embrio, endosperm (kadang-kadang tidak ada) dan jaringan pelindung kulit biji atau testa yang berasal dari integumen (Woelaningsih, 1984).

Bunga sangat beragam bentuknya meskipun demikian, persamaan yang pokok di antara bunga bermacam tumbuhan itu lebih besar dibandingkan dengan kelainannya, karena semua bunga mempunyai kerangka struktur dasar yang sama. Menurut botaniawan, bunga adalah sepotong batang atau cabang dengan sekumpulan daun yang mengalami metamorfosis yang berhubungan dengan fungsinya untuk bereproduksi. Dikatakan mengalami perubahan bentuk karena di antara daun-daun ini ada yang mungkin menyerupai daun biasa, tetapi yang lain berbeda sekali dalam strukturnya sehingga sukar dinamakan daun (Tjitrasam, 1983).

Bunga adalah struktur pembiakan pada tumbuhan berbunga, yaitu tumbuhan-tumbuhan dalam divisi Magnoliophyta. Bunga mengandung organ-organ tumbuhan, dan fungsinya ialah untuk menghasilkan biji-biji melalui pembiakan. Untuk tumbuhan-tumbuhan yang bertaraf lebih tinggi, biji-biji merupakan generasi berikutnya, dan bertindak sebagai cara yang utama untuk penyebaran individu-individu spesies secara luas. Selepas persenyawaan, sebagian dari bunga itu akan berkembang menjadi buah yang mengandung biji-biji (Anonymous, 2009).


III. METODE PRAKTIKUM

 3.1. Tempat dan Waktu
     Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh. Pada hari kamis, tanggal 14 april 2016. Pukul 16:00 WIB


3.2. Alat dan Bahan
    3.2.1  Alat :
                       1.      Pensil
                       2.      Penghapus
                       3.      Penggaris
                       4.      Buku penuntun

    3.2.2.      Bahan : 1.      Bunga kembang sepatu (Hibicus rosasinesis L)

3.3. Cara kerja (Skema kerja)
     3.3.1. Bunga kembang sepatu (Hibicus rosasinesis L)
      Diambil batang bunga pukul empat, kemudian diamati seluruh bagian batang dan digambar yang telah 
      diamati tadi.







IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil pengamatan


Keterangan:
a.       Tangkai bunga (pedicellus)
b.      Epicalix
c.       Daun kelopak (sepal)
d.       Mahkota bunga
e.       Benang sari
f.       Kepala putik







Rumus bunga :
Bagian ginesium
a.       Dasar bunga (receptaculum)
b.      Bakal buah (ovarium)
c.       Tangkai putik (stilus)
d.      Kepala putik (stigma)



Potongan melintang dari ovarium :
a.       Dinding ovarium
b.      Rongga ovarium
c.       ovulum





4.2. Pembahasan
Pada praktikum ini kita membahas tentang bunga, dimana bunga merupakan alat perkembangbiakan generatif pada tumbuhan. Bunga terbagi menjadi tiga jenis, yaitu yaitu bunga banci atau berkelamkin dua (Hermaphoraditus), bunga berkelamin tunggal (Unisexualis), dan bunga mandu atau tidak berkelamin. Namun kali ini kita tentang bunga sempurna dengan menggunakan bunga kembang sepatu (Hibicus rosasinensi L).

      Pada pengamatan Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) ini merupakan bunga yang memiliki alat kelamin ganda disebut bunga sempurna atau bunga banci, dimana alat kelamin jantan yaitu benang sari (stamen) dan alat kelamin betina yaitu putik (pistillum) dalam satu bunga. Bunga tumbuh di bagian ujung cabang dan terkadang tumbuh di ketiak daun. Bunga yang sering dijumpai adalah yang berwarna merah.

Bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) yang berwarna hijau dan terletak dibagian bawah kelopak sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Tangkai bunganya (pedicellus) agak panjang, kelopak (calyx) berbentuk tabung dengan tepi bercangap. Mahkota (corolla) biasanya berwarna merah, kuning dan merah muda. Bunga berbentuk terompet, putik (pistillum) dan benang sari (stamen) menjulur ke luar dari dasar bunga. Pada bunga sepatu merupakkan tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari, terdapat 10 benang sari dan 5 putik. Biji terdapat di dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima. Benang sari dan putik pada bunga terletak dalam satu tabung yang disebut staminal colom. Dan rumus bunganya  * K(5) C 5, A~, G5. Dari rumus tersebut dapat diterangkan bahwa pada kembang sepatu terdapat kelopak bunga (K) yang berjumlah 5 kelopak tambahan yang berlekatan, mahkota bunganya (C) berjumlah 5 buah dan tidak berlekatan, jumlah benang sarinya (A) tak terhingga saling berlekatan dan jumlah putiknya (G) 5 buah yang terletak paling atas. Bakal buahnya tenggelam pada dasar bunga yang terjadi dari 5 daun buah yang berlekatan. Bagian bunganya khususnya pada mahkotanya asimetri karena pada tepi mahkotanya tidak beraturan bentuknya.








V. PENUTUP

            5.1. Kesimpulan
1. Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah.

2. Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki lima bagian yaitu tangkai, kelopak mahkota, benang sari dan putik. Akan tetapi tidak semua bunga memiliki putik atau benang sari yang disebut bunga tidak sempurna.

3. Bunga terbagi menjadi tiga jenis, yaitu bunga banci atau berkelamin dua (Hermaphoraditus), bunga berkelamin tunggal (Unisexualis), dan bunga mandul atau tidak berkelamin.

4. Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) ini merupakan bunga yang memiliki alat kelamin ganda disebut bunga sempurna atau bunga banci.

5. Bunga kembang sepatu berbentuk terompet, putik (pistillum) dan benang sari (stamen) menjulur ke luar dari dasar bunga.


5.2. Saran
  Peralatan yang dipakai harus memadai, fasilitas yang tersedia lebih dijaga dan sering dicek 
  agar proses praktikum berjalan optimal.








DAFTAR PUSTAKA


Anonymous. 2009. http//www. Morfologi Flos. Com.

Sudarnadi, H. 1996.Tumbuhan Monokotil. Jakarta: Penebar Swadaya.

Tjitrasam, 1983. Botani umum I. Bandung : Angkasa.

Woelaningsih, Sri. 1984.Anatomi Tumbuhan. Jakarta: UT.



Minggu, 24 April 2016

PRAKTIKUM BIOKIMIA TENTANG UJI BIURET

BAB I.  PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
Protein terdiri dari asam-asam amino yang dihubungkan melalui ikatan peptida pada ujung-ujungnya. Selain ikatan peptida terdapat ikatan kimia lain dalam protein yaitu ikatan hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan ion/ikatan elektrostatik, dan ikatan van der Waals. Protein dapat tidak stabil terhadap beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu, medium pelarut organik, dan detergen.
Protein terdiri dari asam-asam amino yang dihubugkan melalui ikatan peptida pada ujung-ujungnya. Selain ikatan peptida terdapat ikatan kimia lain dalam protein yaitu ikatan hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan ion/ikatan elektrostatik, dan ikatan van der Waals. Protein dapat tidak stabil terhadap beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu, medium pelarut organik, dan detergen.
Protein sangatlah dibutuhkan oleh tubuh kita, karena protein berfungsi sebagai salah satu sumber energi yang dibutuh kan tubuh. Selain itu pula protein juga berperan dalam sintesis hormon dan pembentukan enzim dan antibodi. Protein juga dibutuhkan bagi tubuh dalam jumlah yang besar sehngga bila kita kekurangan protein akan mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit yang berbahaya bagi tubuh kita.
Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N, serta kadang-kadang P dan S. Dari keseluruhan asam amino yang terdapat di alam hanya 20 asam amino yang yang biasa dijumpai pada protein. Pada berbagai uji kualitatif yang dilakukan terhadap beberapa macam protein, semuanya mengacu pada reaksi yang terjadi antara pereaksi dan komponen protein, yaitu asam amino tentunya.
     
1.2.  Tujuan
Menguji kualitaif protein pada putih telur dengan uji buret.
     

 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Protein adalah sekelompok senyawa organik yang nyaris keseluruhannya terdiri atas karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Protein biasanya suatu polimer yang tersusun atas banyak subunit (monomer) yang dikenal sebagai asam amino. Asam amino yang biasanya ditemukan dalam protein menunjukkan struktur sebagai berikut (Fried dan Hademenos, 2006).
Protein merupakan makromolekul yang paling melimpah di dalam sel dan menyusun lebih dari setengah berat kering pada semua organisme. Sebagai makro molekul, protein merupakan senyawa organik yang mempunyai berat molekul tinggi dan berkisar antara beberapa ribu sampai jutaan dan tersusun dari C, H, O dan N serta unsur lainnya seperti S yang membentuk asam-asam amino. Semua protein pada semua makhluk, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20 macam asam amino baku yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologis sedang protein sebagai enzim dan hormon mempunyai fungsi khusus. Disamping itu protein dapat berfungsi sebagai pembangun struktur, sumber energi, penyangga racun, pengatur pH dan bahkan sebagai pembawa sifat turunan dari generasi ke generasi (Patong, dkk., 2012).
Fungsi protein ditentukan oleh konformasinya, atau pola lipatan tiga dimensinya, yang merupakan pola dari rantai polipeptida. Beberapa protein seperti keratin rambut dan bulu, berupa serabut, dan tersusun membentuk struktur linear atau struktur seperti lembaran dengan pola lipatan berulang yang teratur. Protein lainnya, seperti kebanyakan enzim, terlipat membentuk konformasi globular yang padat dan hampir menyerupai bentuk bola. Konformasi akhir bergantung pada berbagai macam interaksi yang terjadi (Kuchel dan Ralston, 2006).






                 III. METODOLOGI PERCOBAAN

              3.1. Tempat dan Waktu Percobaan
Praktikum Biokimia tentang Protein (Uji Biuret) dilaksanakan pada hari jumat 01 April 2016 pada pukul 08.00-09.40 WIB. Bertempat di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala.

              3.2    Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
              Alat :
                            a.       Tabung reaksi
                            b.      Rak tabung reaksi
                            c.       Pipet volume
                            d.      Pipet tetes

             Bahan :
                            a.       Albumin 2%
                            b.      Gelatin 2%
                            c.       Casein 2%
                            d.      NaOH 2%
                            e.       CuSO4 2%

              3.3   Langkah Kerja
              1.    Disiapkan 3 tabung reaksi.
              2.    Diisi dengan albumin, gelatin, dan casein sebanyak 1 ml pada 
                   tiap-tiap tabung.
              3.    Ditambahkan NaOH 1 ml dan Cu SO4 0,1 N sebanyak 2 tetes 
                   pada ketiga tabung.
              4.    Percobaan di ulangi sekali lagi.
              5.    Diamati perubahan yang terjadi.




BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

              4.1. Hasil Pengamatan
 





Gambar 1 : Kelompok 1
 





Gambar 2 : Kelompok 2

 





Gambar 3 : Kelompok 3
 





Gambar 4 : Kelompok 4

              4.2. Pembahasan
Uji biuret merupakan jenis pengujian untuk identifikasi protein secara umum. Berarti uji Biuret akan selalu memberikan hasil positif untuk semua jenis protein. Prinsipnya adalah pengukuran serapan cahaya oleh ikatan kompleks berwarna ungu yang terjadi bila protein bereaksi dengan ion Cu2+ dalam suasana basa. Pada pengujian ini yang dipakai adalah aquades sebagai kontrol, albumin, putih kelur, casein, dan susu bubuk. Pada percobaan protein yang dilakukan pada aquades yang diberikan 1 ml NaOH yang ditetesi 2 tetes CuSO4 0,1 N tidak terjadi perubahan warna dimana campuran tetap bewarna bening setelah dikocok. Sedangkan pada albumin, putih telur, casein dan susu bubuk sebanyak 1 ml setelah di verikan 1 ml NaOH dan ditetesi  2 tetes CuSO4 0,1 N terdapat perubahan warna menjadi violet setelah dikocok yang membuktikan pada keempat senyawa terdapat kandungan protein sebagai sumber energi. Pada uji biuret dihasilkan warna violet/ungu. Hal ini disebabkan penambahan CuSO4 sehingga terbentuk kompleks antar Cu2+ dengan gugus amino dari protein. Makin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan ini menunjukan makin panjang ikatan peptidanya. Dengan perubahan warna ungu yang diperoleh ini menunjukan bahwa uji ini positif terhadap biuret.
Dalam uji biuret, bila suatu peptida dan protein dimasukkan kedalam larutan encer kuprisulfat dalam basa kuat, maka warna biru pucat pada larutan akan berubah menjadi violet. Warna yang terbentuk sama dengan warna yang dibentuk oleh biuret, bila diperlakukan sama seperti pada praktikum kali ini, sehingga uji ini dinamakan uji biuret. Pembahasan Larutan:
              BM Na : 23, O : 16, H : 1 = 40
              NaOH 0,1 N =  = =  = 0,004 g/ml
              Kebutuhan NaOH 0,1 N dalam 100 ml air :
              0,004 x 100 ml air = 0,4 g/100 ml air
              BM Cu : 63, S : 32, O4 : 64 = 159 g
              CuSO4 0,1 N =  =  =  = 0,0159 g/ml
              Kebutuhan CuSO4 0,1 N dalam air 50 ml air :
              0,0159 g/ml x 50 ml air = 0,795 g/50 ml air.







BAB V. PENUTUP

              5.1. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan, yaitu:
          1. Protein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai berat molekul besar 
              antara ribuan hingga jutaan satuan (g/mol).
          2. Protein adalam sumber asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N 
              yang tidak dimiliki oleh lemak dan karbohidrat.
          3. Dalam hal ini terbentuknya warna ungu  menunjukkan bahwa pada larutan 
              yang diujikan tersebut mengandung protein.
          4. Uji biuret merupakan jenis pengujian untuk identifikasi protein secara umum.
          5. Prinsipnya adalah pengukuran serapan cahaya oleh ikatan kompleks berwarna 
              ungu yang terjadi bila protein bereaksi dengan ion Cu2+ dalam suasana basa.

              5.2. Saran
Dalam melakukan praktikum diharapkan semua anggota kelompok untuk selalu teliti dan berhati-hati agar hasil yang didapat akurat dan tidak terjadi kesalahan.








DAFTAR PUSTAKA

Fried, G. H. dan Hademenos, G. J. 2006. Schaum’s Outlines Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Eralangga.

Kuchel, P. dan Ralston G. B. 2006. Biokimia Schaum’s Easy Outlines.Jakarta: Penerbit Erlangga.

Patong, A.R., dkk. 2012. Biokimia Dasar. Makassar: Lembah Harapan Press.