BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Protein terdiri dari asam-asam amino yang dihubungkan melalui ikatan
peptida pada ujung-ujungnya. Selain ikatan peptida terdapat ikatan kimia lain
dalam protein yaitu ikatan hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan ion/ikatan
elektrostatik, dan ikatan van der Waals. Protein dapat tidak stabil terhadap
beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu, medium pelarut organik, dan detergen.
Protein terdiri dari asam-asam amino yang dihubugkan
melalui ikatan peptida pada ujung-ujungnya. Selain ikatan peptida terdapat
ikatan kimia lain dalam protein yaitu ikatan hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan
ion/ikatan elektrostatik, dan ikatan van der Waals. Protein dapat tidak stabil
terhadap beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu, medium pelarut organik, dan
detergen.
Protein sangatlah dibutuhkan oleh tubuh kita, karena
protein berfungsi sebagai salah satu sumber energi yang dibutuh kan tubuh. Selain
itu pula protein juga berperan dalam sintesis hormon dan pembentukan enzim dan
antibodi. Protein juga dibutuhkan bagi tubuh dalam jumlah yang besar sehngga
bila kita kekurangan protein akan mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit
yang berbahaya bagi tubuh kita.
Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N, serta
kadang-kadang P dan S.
Dari keseluruhan asam amino yang terdapat di alam hanya 20 asam amino yang yang
biasa dijumpai pada protein. Pada berbagai uji kualitatif yang dilakukan
terhadap beberapa macam protein, semuanya mengacu pada reaksi yang terjadi
antara pereaksi dan komponen protein, yaitu asam amino tentunya.
1.2.
Tujuan
Menguji kualitaif protein pada putih
telur dengan uji buret.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Protein
adalah sekelompok senyawa organik yang nyaris keseluruhannya terdiri atas
karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Protein biasanya suatu polimer yang
tersusun atas banyak subunit (monomer) yang dikenal sebagai asam amino. Asam
amino yang biasanya ditemukan dalam protein menunjukkan struktur sebagai
berikut (Fried dan Hademenos, 2006).
Protein
merupakan makromolekul yang paling melimpah di dalam sel dan menyusun lebih
dari setengah berat kering pada semua organisme. Sebagai makro molekul, protein
merupakan senyawa organik yang mempunyai berat molekul tinggi dan berkisar
antara beberapa ribu sampai jutaan dan tersusun dari C, H, O dan N serta unsur
lainnya seperti S yang membentuk asam-asam amino. Semua protein pada semua
makhluk, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20 macam asam amino baku
yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologis sedang protein
sebagai enzim dan hormon mempunyai fungsi khusus. Disamping itu protein dapat
berfungsi sebagai pembangun struktur, sumber energi, penyangga racun, pengatur
pH dan bahkan sebagai pembawa sifat turunan dari generasi ke generasi (Patong,
dkk., 2012).
Fungsi
protein ditentukan oleh konformasinya, atau pola lipatan tiga dimensinya, yang
merupakan pola dari rantai polipeptida. Beberapa protein seperti keratin rambut
dan bulu, berupa serabut, dan tersusun membentuk struktur linear atau struktur
seperti lembaran dengan pola lipatan berulang yang teratur. Protein lainnya,
seperti kebanyakan enzim, terlipat membentuk konformasi globular yang padat dan
hampir menyerupai bentuk bola. Konformasi akhir bergantung pada berbagai macam
interaksi yang terjadi (Kuchel dan Ralston, 2006).
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Tempat dan Waktu Percobaan
Praktikum Biokimia tentang Protein (Uji
Biuret) dilaksanakan pada hari jumat 01 April 2016 pada pukul 08.00-09.40 WIB. Bertempat di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas
Syiah Kuala.
3.2
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
Alat :
a.
Tabung reaksi
b.
Rak tabung reaksi
c.
Pipet volume
d.
Pipet tetes
Bahan :
a.
Albumin 2%
b.
Gelatin 2%
c.
Casein 2%
d.
NaOH 2%
e.
CuSO4 2%
3.3
Langkah
Kerja
1. Disiapkan 3 tabung reaksi.
2. Diisi dengan albumin, gelatin, dan casein
sebanyak 1 ml pada
tiap-tiap tabung.
3. Ditambahkan NaOH 1 ml dan Cu SO4 0,1 N
sebanyak 2 tetes
pada ketiga tabung.
4. Percobaan di ulangi sekali lagi.
5. Diamati perubahan yang terjadi.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Pengamatan
Gambar 1 : Kelompok 1
Gambar 2 : Kelompok 2
Gambar 3 : Kelompok 3
Gambar 4 : Kelompok 4
4.2.
Pembahasan
Uji biuret merupakan jenis pengujian untuk identifikasi
protein secara umum. Berarti uji Biuret akan selalu memberikan hasil positif
untuk semua jenis protein. Prinsipnya adalah pengukuran serapan cahaya oleh
ikatan kompleks berwarna ungu yang terjadi bila protein bereaksi dengan ion Cu2+ dalam
suasana basa. Pada pengujian ini yang dipakai adalah aquades sebagai kontrol,
albumin, putih kelur, casein, dan susu bubuk. Pada percobaan protein yang
dilakukan pada aquades yang diberikan 1 ml NaOH yang ditetesi 2 tetes CuSO4
0,1 N tidak terjadi perubahan warna dimana campuran tetap bewarna bening
setelah dikocok. Sedangkan pada albumin, putih telur, casein dan susu bubuk
sebanyak 1 ml setelah di verikan 1 ml NaOH dan ditetesi 2 tetes CuSO4 0,1 N terdapat
perubahan warna menjadi violet setelah dikocok yang membuktikan pada keempat
senyawa terdapat kandungan protein sebagai sumber energi. Pada uji biuret dihasilkan warna violet/ungu. Hal ini disebabkan
penambahan CuSO4 sehingga terbentuk kompleks antar Cu2+
dengan gugus amino dari protein.
Makin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan ini
menunjukan makin panjang ikatan peptidanya. Dengan perubahan warna ungu yang
diperoleh ini menunjukan bahwa uji ini positif terhadap biuret.
Dalam uji biuret, bila suatu peptida dan protein
dimasukkan kedalam larutan encer kuprisulfat dalam basa kuat, maka warna biru
pucat pada larutan akan berubah menjadi violet. Warna yang terbentuk sama
dengan warna yang dibentuk oleh biuret, bila diperlakukan sama seperti pada
praktikum kali ini, sehingga uji ini dinamakan uji biuret. Pembahasan Larutan:
BM Na : 23, O : 16, H : 1 = 40
NaOH 0,1 N =
=
=
=
0,004 g/ml
Kebutuhan NaOH 0,1 N dalam 100 ml air :
0,004 x 100 ml air = 0,4 g/100 ml air
BM Cu : 63, S : 32, O4 : 64 = 159 g
CuSO4 0,1 N =
=
=
=
0,0159 g/ml
Kebutuhan CuSO4 0,1 N dalam air 50 ml air :
0,0159 g/ml x 50 ml air = 0,795 g/50 ml air.
BAB V. PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan, yaitu:
1. Protein adalah suatu senyawa
organik yang mempunyai berat molekul
besar
antara ribuan hingga jutaan satuan (g/mol).
2. Protein adalam sumber asam amino
yang mengandung unsur C, H, O dan N
yang tidak dimiliki oleh lemak dan
karbohidrat.
3. Dalam hal ini terbentuknya warna
ungu menunjukkan bahwa pada larutan
yang diujikan tersebut mengandung protein.
4.
Uji
biuret merupakan jenis pengujian untuk identifikasi protein secara umum.
5. Prinsipnya adalah pengukuran serapan cahaya oleh ikatan
kompleks berwarna
ungu yang terjadi bila protein bereaksi dengan ion Cu2+ dalam
suasana basa.
5.2. Saran
Dalam
melakukan praktikum diharapkan semua anggota kelompok untuk selalu teliti dan
berhati-hati agar hasil yang didapat akurat dan tidak terjadi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Fried, G. H.
dan Hademenos, G. J. 2006. Schaum’s Outlines Biologi Edisi Kedua.
Jakarta: Penerbit Eralangga.
Kuchel, P. dan Ralston G. B. 2006. Biokimia
Schaum’s Easy Outlines.Jakarta: Penerbit Erlangga.
Patong, A.R., dkk. 2012. Biokimia
Dasar. Makassar: Lembah Harapan Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar