Minggu, 24 April 2016

PRAKTIKUM BIOKIMIA TENTANG UJI BIURET

BAB I.  PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
Protein terdiri dari asam-asam amino yang dihubungkan melalui ikatan peptida pada ujung-ujungnya. Selain ikatan peptida terdapat ikatan kimia lain dalam protein yaitu ikatan hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan ion/ikatan elektrostatik, dan ikatan van der Waals. Protein dapat tidak stabil terhadap beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu, medium pelarut organik, dan detergen.
Protein terdiri dari asam-asam amino yang dihubugkan melalui ikatan peptida pada ujung-ujungnya. Selain ikatan peptida terdapat ikatan kimia lain dalam protein yaitu ikatan hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan ion/ikatan elektrostatik, dan ikatan van der Waals. Protein dapat tidak stabil terhadap beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu, medium pelarut organik, dan detergen.
Protein sangatlah dibutuhkan oleh tubuh kita, karena protein berfungsi sebagai salah satu sumber energi yang dibutuh kan tubuh. Selain itu pula protein juga berperan dalam sintesis hormon dan pembentukan enzim dan antibodi. Protein juga dibutuhkan bagi tubuh dalam jumlah yang besar sehngga bila kita kekurangan protein akan mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit yang berbahaya bagi tubuh kita.
Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N, serta kadang-kadang P dan S. Dari keseluruhan asam amino yang terdapat di alam hanya 20 asam amino yang yang biasa dijumpai pada protein. Pada berbagai uji kualitatif yang dilakukan terhadap beberapa macam protein, semuanya mengacu pada reaksi yang terjadi antara pereaksi dan komponen protein, yaitu asam amino tentunya.
     
1.2.  Tujuan
Menguji kualitaif protein pada putih telur dengan uji buret.
     

 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Protein adalah sekelompok senyawa organik yang nyaris keseluruhannya terdiri atas karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Protein biasanya suatu polimer yang tersusun atas banyak subunit (monomer) yang dikenal sebagai asam amino. Asam amino yang biasanya ditemukan dalam protein menunjukkan struktur sebagai berikut (Fried dan Hademenos, 2006).
Protein merupakan makromolekul yang paling melimpah di dalam sel dan menyusun lebih dari setengah berat kering pada semua organisme. Sebagai makro molekul, protein merupakan senyawa organik yang mempunyai berat molekul tinggi dan berkisar antara beberapa ribu sampai jutaan dan tersusun dari C, H, O dan N serta unsur lainnya seperti S yang membentuk asam-asam amino. Semua protein pada semua makhluk, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20 macam asam amino baku yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologis sedang protein sebagai enzim dan hormon mempunyai fungsi khusus. Disamping itu protein dapat berfungsi sebagai pembangun struktur, sumber energi, penyangga racun, pengatur pH dan bahkan sebagai pembawa sifat turunan dari generasi ke generasi (Patong, dkk., 2012).
Fungsi protein ditentukan oleh konformasinya, atau pola lipatan tiga dimensinya, yang merupakan pola dari rantai polipeptida. Beberapa protein seperti keratin rambut dan bulu, berupa serabut, dan tersusun membentuk struktur linear atau struktur seperti lembaran dengan pola lipatan berulang yang teratur. Protein lainnya, seperti kebanyakan enzim, terlipat membentuk konformasi globular yang padat dan hampir menyerupai bentuk bola. Konformasi akhir bergantung pada berbagai macam interaksi yang terjadi (Kuchel dan Ralston, 2006).






                 III. METODOLOGI PERCOBAAN

              3.1. Tempat dan Waktu Percobaan
Praktikum Biokimia tentang Protein (Uji Biuret) dilaksanakan pada hari jumat 01 April 2016 pada pukul 08.00-09.40 WIB. Bertempat di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala.

              3.2    Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
              Alat :
                            a.       Tabung reaksi
                            b.      Rak tabung reaksi
                            c.       Pipet volume
                            d.      Pipet tetes

             Bahan :
                            a.       Albumin 2%
                            b.      Gelatin 2%
                            c.       Casein 2%
                            d.      NaOH 2%
                            e.       CuSO4 2%

              3.3   Langkah Kerja
              1.    Disiapkan 3 tabung reaksi.
              2.    Diisi dengan albumin, gelatin, dan casein sebanyak 1 ml pada 
                   tiap-tiap tabung.
              3.    Ditambahkan NaOH 1 ml dan Cu SO4 0,1 N sebanyak 2 tetes 
                   pada ketiga tabung.
              4.    Percobaan di ulangi sekali lagi.
              5.    Diamati perubahan yang terjadi.




BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

              4.1. Hasil Pengamatan
 





Gambar 1 : Kelompok 1
 





Gambar 2 : Kelompok 2

 





Gambar 3 : Kelompok 3
 





Gambar 4 : Kelompok 4

              4.2. Pembahasan
Uji biuret merupakan jenis pengujian untuk identifikasi protein secara umum. Berarti uji Biuret akan selalu memberikan hasil positif untuk semua jenis protein. Prinsipnya adalah pengukuran serapan cahaya oleh ikatan kompleks berwarna ungu yang terjadi bila protein bereaksi dengan ion Cu2+ dalam suasana basa. Pada pengujian ini yang dipakai adalah aquades sebagai kontrol, albumin, putih kelur, casein, dan susu bubuk. Pada percobaan protein yang dilakukan pada aquades yang diberikan 1 ml NaOH yang ditetesi 2 tetes CuSO4 0,1 N tidak terjadi perubahan warna dimana campuran tetap bewarna bening setelah dikocok. Sedangkan pada albumin, putih telur, casein dan susu bubuk sebanyak 1 ml setelah di verikan 1 ml NaOH dan ditetesi  2 tetes CuSO4 0,1 N terdapat perubahan warna menjadi violet setelah dikocok yang membuktikan pada keempat senyawa terdapat kandungan protein sebagai sumber energi. Pada uji biuret dihasilkan warna violet/ungu. Hal ini disebabkan penambahan CuSO4 sehingga terbentuk kompleks antar Cu2+ dengan gugus amino dari protein. Makin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan ini menunjukan makin panjang ikatan peptidanya. Dengan perubahan warna ungu yang diperoleh ini menunjukan bahwa uji ini positif terhadap biuret.
Dalam uji biuret, bila suatu peptida dan protein dimasukkan kedalam larutan encer kuprisulfat dalam basa kuat, maka warna biru pucat pada larutan akan berubah menjadi violet. Warna yang terbentuk sama dengan warna yang dibentuk oleh biuret, bila diperlakukan sama seperti pada praktikum kali ini, sehingga uji ini dinamakan uji biuret. Pembahasan Larutan:
              BM Na : 23, O : 16, H : 1 = 40
              NaOH 0,1 N =  = =  = 0,004 g/ml
              Kebutuhan NaOH 0,1 N dalam 100 ml air :
              0,004 x 100 ml air = 0,4 g/100 ml air
              BM Cu : 63, S : 32, O4 : 64 = 159 g
              CuSO4 0,1 N =  =  =  = 0,0159 g/ml
              Kebutuhan CuSO4 0,1 N dalam air 50 ml air :
              0,0159 g/ml x 50 ml air = 0,795 g/50 ml air.







BAB V. PENUTUP

              5.1. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan, yaitu:
          1. Protein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai berat molekul besar 
              antara ribuan hingga jutaan satuan (g/mol).
          2. Protein adalam sumber asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N 
              yang tidak dimiliki oleh lemak dan karbohidrat.
          3. Dalam hal ini terbentuknya warna ungu  menunjukkan bahwa pada larutan 
              yang diujikan tersebut mengandung protein.
          4. Uji biuret merupakan jenis pengujian untuk identifikasi protein secara umum.
          5. Prinsipnya adalah pengukuran serapan cahaya oleh ikatan kompleks berwarna 
              ungu yang terjadi bila protein bereaksi dengan ion Cu2+ dalam suasana basa.

              5.2. Saran
Dalam melakukan praktikum diharapkan semua anggota kelompok untuk selalu teliti dan berhati-hati agar hasil yang didapat akurat dan tidak terjadi kesalahan.








DAFTAR PUSTAKA

Fried, G. H. dan Hademenos, G. J. 2006. Schaum’s Outlines Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Eralangga.

Kuchel, P. dan Ralston G. B. 2006. Biokimia Schaum’s Easy Outlines.Jakarta: Penerbit Erlangga.

Patong, A.R., dkk. 2012. Biokimia Dasar. Makassar: Lembah Harapan Press.


Rabu, 06 April 2016

LAPORAN BOTANI TENTANG MORFOLOGI BATANG

Laporan praktikum botani umum



MORFOLOGI TUMBUHAN
STRUKTUR BATANG (CAULIS)

M HARIS KARISMA
1505101050044










LABORATORIUM HORTIKULTURA
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2016



ABSTRAK



Batang merupakan organ tumbuhan yang tak kalah penting dengan akar dan daun. Batang bagi tumbuhan dapat disamakan dengan rangka pada manusia. Batang tumbuh dari dalam biji. Selanjutnya pertumbuhan berasal dari titik tumbuh berupa meristem apikal yang terdapat dalam batang. Pada praktikum ini kita mengamati bagian batang dari tumbuhan, yaitu batang bunga pukul empat, bawang merah, batang kunyit, dan batang markisa. Batang berperan penting yaitu sebagai jalan pengangkut air dan unsur hara dari bawah akar ke atas, dan menjadi tempat penimbunan cadangan makanan, Batang bunga pukul empat memiliki bentuk bulat (teres) dan merupakan batang basah (herbaceus), dan arah pertumbuhannya tegak lurus (erectus), bawang merah memiliki bentuk berupa umbi lapis di bagian bawah batang, merupakan batang basah yang lunak dan berair, dan arah pertumbuhannya tegak lurus (erectus), batang kunyit memiliki bentuk  bulat (teres) dan merupakan batang basah (herbaceus), dan arah pertumbuhannya tegak lurus (erectus), dan Batang markisa memiliki bentuk segi empat (quadrangularis) dan merupakan batang basah (herbaceus), dan arah pertumbuhannya memanjat (scandens).






I.                   PENDAHULUAN



1.1.Latar Belakang
Morfologi tumbuhan ialah ilmu yang mempelajari struktur organ tumbuhan baik mengenal akar, daun, batang, bunga, buah, maupun bijinya. Pada dasarnya, tumbuhan terdiri atas 3 organ pokok yaitu akar (radiks), batang (caulis), dan daun (folium).

Batang merupakan bagian tubuh tanaman yang sangat penting. Tumbuhan biji keping dua (dicotylodonae) pada umumnya mempunyai batang yang dibagian bawahnya lebih besar dan keujungnya semakin mengecil. Tumbuhan biji keping tunggal (monocotylodonae) sebaliknya mempunyai batang yang dari pangkal sampai keujung dapat dikatakan tidak ada perbedaan besarnya. Batang memiliki bentuk persegi, bulat, dan pipih. Sedangkan sifat-sifat batang ada yang berkayu, basah, rumput, dan juga mendong. Berdasarkan panjang umur pada batang dapat digolongkan menjadi tanaman muda, tanaman dua tahun dan tanaman tahunan.

Pada umumnya batang berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain. Batang terdiri dari ruas-ruas yang ada pembatas ruas terdapat daun. Arah tumbuh batang biasanya kearah cahaya matahari datang. Batang selalu bertambah panjang diujungnya, mengandakan percabangan dan umumnya tidak berwarna hijau kecuali tumbuhan yang berumur pendek seperti rumput.


1.2. Tujuan
1.2.1.      Mengenal batang dan variasi bentuk metamorfosa batang






II.                TIINJAUAN PUSTAKA


Batang merupakan organ tumbuhan yang tak kalah penting dengan akar dan daun. Batang bagi tumbuhan dapat disamakan dengan rangka pada manusia. Batang tumbuh dari dalam biji. Selanjutnya pertumbuhan berasal dari titik tumbuh berupa meristem apikal yang terdapat dalam batang. Mengingat tempat dan kedudukan nya bagi tumbuhan, batang juga dapat disamakan dengan sumbu tumbuh tumbuhan. Oleh karena itu untuk mempertahankan fungsinya, batang melakukan adaptasi terhadapa lingkungan dimana tumbuhan tersebut tumbuh. Adaptasi setiap tumbuhan berbeda-beda tergantung kebutuhan dari lingkungan dan tumbuh tumbuhan tersebut. Modifikasi batang meruupakan satu jalan tubuh tumbuhan dalam melakukan adaptasi(rosanti, 2013).

Batang tumbuh pada titik tumbuh, yaitu pada meristem apeks (pucuk). Dari meristem tersebut dihasilkan pula bakal daun yang mula-mula berbentuk tonjolan, kemudian berkembang lebih cepat dari ujung batang itu sendiri, sehingga bakal daun menutupi meristem apeks (Kusdianti, 2013).

Batang bersifat umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah terdapat daun. Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop). Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang mempunnyai pertumbuhan yang tidak terbatas. Mengadakan percabangan, dan selama hidupnnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil. Biasanya  tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda (Azidin, 1986).

Batang biasanya digunakan untuk proses percabangan bagian tumbuhan yang terletak di atas tanah. Namun, ditinjau dari sudut botani, bagian batang yang tumbuh keudara, melainkan hanya bagian yang berdaun. Bagian ini dapat dibagi menjadi buku (yaitu tempat daun melekat) dan ruas (yaitu bagian di antara dua buku). Sebuah penampang melintang yang dilengkapi dengan penampang membujur melalui ruas muda yang telah berhenti memanjang, memberi gambaran yang tepat dari susunan batang dikotil pada tahap pertumbuhan (Kamajaya, 1996).


                                                   


III.             METODE PRAKTIKUM


3.1. Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh. Pada hari kamis, tanggal 31 maret 2016. Pukul 16:00 WIB

3.2.  Alat dan Bahan
3.2.1         Alat :
1.      Pensil
2.      Penghapus
3.      Penggaris
4.   Buku penuntun

3.2.2.      Bahan :
1.      Batang Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa L)
2.      Bawang merah (Alium cepa L)
3.      Batang kunyit (Curcuma domestica Val)
4.      Batang markisa (Passiflora edulis Sims)


3.3.      Cara kerja (Skema kerja)
3.3.1. Batang Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa L)
           diambil batang bunga pukul empat, kemudian diamati seluruh bagian batang 
           dan digambar yang telah diamati tadi.
3.3.2. Bawang Merah (Alium cepa L)
           diambil umbi bawang merah, kemudian diamati seluruh bagian batang dan      
           digambar yang telah diamati tadi.
3.3.3. Bunga Kunyit (Curcuma domestica Val)
           diambil batang kunyit, kemudian diamati seluruh bagian batang dan digambar
           yang telah diamati tadi.
3.3.4. Batang Markisa (Passiflora edulis Sims)
           diambil batang bunga pukul empat, kemudian diamati seluruh bagian batang 
           dan digambar yang telah diamati tadi.









IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil Pengamatan

Keterangan
Bentuk               :  bulat
Arah tumbuh     :   tegak lurus
Percabangan      :  dichotom
Bagian-bagian
a)      Batang utama
b)      Pangkal batang
c)      Ujung batang
d)     Buku (nodus)
e)      Ruas batang
f)       Cabang
g)      Daun pada batang utama
h)      Daun pada cabang
i)        Kuncup ketiak
                GAMBAR 1. BATANG BUNGA PUKUL EMPAT (Mirabilis jalapa L)



Keterangan
Bentuk                    :  umbi lapis
Arah percabangan  :   tegak lurus
Percabangan           :   monopodial
Bagian-bagian
a)      Batang utama
b)      Daun penyimpan makanan (tunica)
c)      Kuncup apical (gemma bulbi)
d)     Kuncup lateral (bulbus)
                GAMBAR 2. BAWANG MERAH (Alium cepa L)



Keterangan
Bentuk              : rimpang
Arah tumbuh    : tegak lurus
Percabangan     : monopodial
Bagian-bagian  :
a)      Buku (nodus)
b)      Ruas batang
c)      Daun sisik
d)     Tunas
                GAMBAR 3. BATANG KUNYIT (Curcuma domestica Val)



Keterangan
Bentuk                     :   segi empat
Permukaan batang   :   bersayap
Arah tumbuh            :   memanjat
Bagian-bagian
a)      Batang (caulis)
b)      Daun (folium)
c)      Tangkai daun (pentiolus)
d)     Daun penumpu (stipula)
e)      Sulur (tendril)
                    GAMBAR 4. BATANG MARKISA (Passiflora edulis Sims)



4.2. Pembahasan


Berdasarkan pengamatan praktikum botani tentang batang, batang merupakan bagian pokok bagi tanaman selain akar dan daun. Batang berperan penting yaitu sebagai jalan pengangkut air dan unsur hara dari bawah akar ke atas, dengan percabangannya memperluas bidang asimilasi dan menempatkan bagian-bagian tumbuhan didalam ruang hingga segi kepentingan tumbuhan yang terdapat dalam posisi paling menguntungkan bagi tanaman dan menjadi tempat penimbunan cadangan makanan. Umumnya bentuk batang silinder atau dapat pula berbentuk lain, tumbuhnya keatas atau kearah datangnya matahari dan umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan berumur pendek atau tanaman yang masih muda.

Pada batang bunga pukul empat memiliki bentuk bulat (teres) dan merupakan batang basah (herbaceus), dan arah pertumbuhannya tegak lurus (erectus). Percabangan bunga pukul empat adalah simpodial dimana batang pokok sukar ditentukan, karena dalam pertumbuhan dan perkembangan cabangnya selalu muncul di buku (nodus) tiap perttumbuhannya. Bagian – bagian pada batang bunga pukul empat yaitu batang utama yang terletak diantara akar (ujung batang) dengan percabangan pertama, Ujung batang tepatnya dibagian pembatas antara batang dengan akar, pada bunga pukul empat terdapat banyak buku-buku, ruas batang, kuncup ketiak dan cabang, dan mempunyai batang berwarna hijau.

Pada bawang merah memiliki bentuk berupa umbi lapis di bagian bawah batang, merupakan batang basah yang lunak dan berair, dan arah pertumbuhannya tegak lurus (erectus). Bawang tidak memiliki cabang atau bernama monopodial hanya memiliki batang utama saja dan bagian lainnya yang ada pada tanaman pada umumnya seperti ruas batang. Bagian – bagian pada bawang ada batang utama yang berwarna hijau muda bila masih pertumbuhan muda dan hijau gelap bila telah menjadi tumbuhan dewasa, kuncup apikal pada bawang berada di bagian atas dimana terjadi pembelahan sedangkan kuncup lateral berada dibagian pertengahan kuncup apikal dengan umbi bawang.

Pada batang kunyit memiliki bentuk  bulat (teres) dan merupakan batang basah (herbaceus), dan arah pertumbuhannya tegak lurus (erectus). Batang pada kunyit merupakan batang semu dan berwarna hijau kekuningan, dan bagian – bagian batang kunyit, yaitu buku (nodus) yang terdapat dibagian umbinya dan disetiap buku atau ruas terdapat daun yang berupa sisik dan tunas yang tumbuh keatas.

Pada batang markisa memiliki bentuk segi empat (quadrangularis) dan merupakan batang basah (herbaceus), dan arah pertumbuhannya memanjat (scandens). Permukaan batang markisa bersayap dan memiliki sulur yang berfungsi sebagai alat untuk memanjat. Bagaian – bagian batang markisa, yaitu batang yang panjang dan tiap ruas atau cabang hanya memiliki 1 percabangan dimana ada daun, daun penumpu dan sulur.


V.                PENUTUP


5.1. Kesimpulan
   1.      Batang berperan penting yaitu sebagai jalan pengangkut air dan unsur hara dari bawah akar ke atas, dan menjadi tempat penimbunan cadangan makanan.
   2.      Batang bunga pukul empat memiliki bentuk bulat (teres) dan merupakan batang basah (herbaceus), dan arah pertumbuhannya tegak lurus (erectus).
  3.   Bawang merah memiliki bentuk berupa umbi lapis di bagian bawah batang, merupakan batang basah yang lunak dan berair, dan arah pertumbuhannya tegak lurus (erectus).
  4.  Batang kunyit memiliki bentuk  bulat (teres) dan merupakan batang basah (herbaceus), dan arah pertumbuhannya tegak lurus (erectus).
    5.    Batang markisa memiliki bentuk segi empat (quadrangularis) dan merupakan batang basah (herbaceus), dan arah pertumbuhannya memanjat (scandens).

5.2. Saran
Diharapkan kepada asisten untuk lebih memnjelaskan secara terperinci akan bentuk dan letak bagian tanaman yang akan dijadikan sebagai preparat.












DAFTAR PUSTAKA

        Azidin. 1986. Ringkasan BiologiBandung : Ganeca Exact. 
        
        Kamajaya. 1996. Sains biologiBandung : Ganesa Exact. 
        
        Kusdianti. R. 2013. Handout Mortum. Website: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._   
                 PEND._BIOLOGI/196402261989032R._KUSDIANTI/Hando ut_mortum_1.pdf.
        
        Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta : Erlangga.